Senin, 14 Januari 2013

PARIWISATA KABUPATEN BEKASI

Journey to the Bekasi Regency


Kab.Bekasi merupakan daerah yang memiliki perpaduan dua unsur etnis dari Betawi dan Sunda. Sejak dahulu, Kab.Bekasi dihuni oleh mayoritas etnis  betawi yang tinggal di sekitar Bekasi, mereka bermukim sudah lama di kab. Bekasi. Mayoritas Masyarakat di bekasi menggunakan bahasa Bekasi "ORA" yang mirip sekali dengan bahasa betawi pada umumnya. kabupaten Bekasi juga memiliki kelebihan lain dalam bidang Pariwisata. baik itu Pariwisata alam, buatan, sejarah, maupun Industri. Hal tersebut yang menjadikan kabupaten Bekasi sebagai daerah yang layak untuk dikunjungi.
Untuk tulisan kali ini, saya akan memberikan informasi mengenai budaya yang ada di kabupaten Bekasi. Diantara objek-objek wisata yang patut di banggakan itu adalah :

1. WATER BOOM LIPPO CIKARANG
Satu-satunya wahana permainan air bersama keluarga yang terdapat di kawasan Lippo Cikarang. Letak Water Boom Lippo Cikarang tidak jauh dari pintu tol cikarang, jadi darimanapun anda jika melalui tol cikampek keluarlah dari pintu tol cikarang.
Water Boom Cikarang didesign khusus sebagai Taman Rekreasi Air Kelas Dunia dengan konsep nuansa alam Bali yang eksotis. Berbagai aktivitas dan atraksi Air yang menarik, unik, mengasikkan dan penuh dengan petualangan bagi anak-anak, remaja, sampai dewasa dapat Anda rasakan disini!!
Selain menyajikan suasana alam yang Asri, Teduh dan Nyaman,Water Boom Lippo Cikarang juga menyediakan berbagai permainan air yang seru yang bisa dinikmati anak-anak, remaja dan orang tua sekalipun. Fasilitas yang disediakan juga beragam. Diantaranya : slide dewasa, slide anak-anak, kolam arus , kolam ceria, kiddie area, food court & resto, outbond, eco friendly, spa, fish therapy.



            Water Boom Lippo Cikarang, didisain khusus sebagai Taman Rekreasi Air Kelas Dunia dengan konsep nuansa alam Bali yang eksotik. Berbagai macam aktivitas dan atraksi Air yang menarik, unik, dan mengasyikkan dan penuh petualangan bagi anak-anak, remaja sampai dewasa dapat Anda rasakan!! 
(sumber waterboomlippocikarang.com)

2. TAMAN BUAYA INDONESIA JAYA

Taman Buaya Indonesia Jaya yang terletak di pinggir jalan Cikarang-Cibarusah tepatnya terletak di Desa Suka Ragam, Serang, Kabupaten Bekasi. Menyuguhkan hal-hal yang menarik untuk dilihat dan cukup mudah dicapai. Di objek wisata ini memiliki kurang lebih 500 buaya serta menyuguhkan pertunjukan panggung Joko Tingkir, seperti pengenalan terhadap ular berbisa, pergulatan manusia dengan ular python, debus dari Pandeglang serta pertarungan manusia dengan buaya.Taman Buaya Indonesia Jaya merupakan aset bagi Kabupaten Bekasi dari sisi pariwisata. Banyak hal yang bisa diangkat dari tempat ini, seperti pengembangan produktivitas kulit buaya yang didapat dari penangkaran, tempat penyelamatan spesies buaya yang di alam liarnya sudah mulai menyusut selain objek pariwisata.
 (sumber cikarang online)
 

3. WISATA BAHARI

Pantai Muara Gembong

Pantai Muara Gembong terletak di Desa Pantai Sederhana Kecamatan Muara Gembong. Pantai Muara Gembong mempunyai keindahan pesona pantai yang menjanjikan untuk dijadikan objek wisata di Kabupaten Bekasi.
Terdapat wisata hutan bakau yaitu merupakan hutan bakau/vegetasi bakau banyak terdapat di pesisir pantai utara Muara Gembong, akan tetapi kondisinya saat ini telah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh penebangan dan terfragmentasi oleh pembuatan tambak sehingga kawasan vegetasi bakau tinggal 386,21 Ha atau 3,4% dari wilayah tersebut berdasarkan data dari analisis Pusat Studi Kelautan tahun 2002. Untuk dapat mempertahankan dan melestarikan mangrove yang ada di pesisir pantai utara Muara Gembong, Tarumajaya, dan Babelan dilakukan usaha sebagai berikut pemanfaatan hutan bakau difungsikan untuk produktifitas yang bersifat berkelanjutan/lestari, dan mempertahankan sistem ekologinya diperlukan peningkatan biodiversitas, khususnya komunitas bakau melestarikan habitatnya.
Di Pantai Muara Gembong Juga terdapat wisata tambak yaitu kegiatan budidaya perikanan pantai di Kabupaten Bekasi terdiri dari budidaya ikan dan udang yang tersebar di tiga kecamatan pesisir yang luas tambaknya sebesar 8.020 Ha, yaitu 7.423 Ha di Kecamatan Muara Gembong, 187 Ha di Kecamatan Tarumajaya, dan 410 Ha di Kecamatan Babelan. Dengan adanya perubahan fungsi yang cukup berarti pada ekosistem hutan bakau di tiga kecamatan tersebut, dapat dibuat/dibentuk tiga model tambak di wilayah pesisir Kabupaten Bekasi yang disebut model Kao-kao, Komplangan, dan Gei Wai.
Kondisi perairan yang tenang di pesisir pantai utara Kabupaten Bekasi merupakan potensi untuk pengembangan budidaya laut (marine culture) untuk berbagai jenis ikan maupun rumput laut. Kondisi ini memungkinkan untuk kegiatan budidaya ikan bandeng di Muara Gembong, Tarumajaya, dan Babelan, sementara rumput laut yang dihasilkan di Pantai Desa Hurip Jaya (Kecamatan Babelan) mempunyai kualitas yang terbaik di nusantara.

Pantai Muara Beting
Pantai Muara Beting terletak di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong. Pantai Muara Beting sedang dalam proses pengembangan sebagai potensi objek wisata di Kabupaten Bekasi. Kawasan konservasi terdapat di Muara Gembong sebelah utara sungai Citarum yakni muara Pantai Bendera dan muara Pantai Beting terdapat hutan bakau seluas 70 Ha dimana banyak burung migrasi dari Laut China Selatan dan Laut Pasifik manakala lokasi tersebut setiap tahun arus badai taifun/angin dari arah Pasifik ke China Selatan pada bulan September sampai bulan Februari sehingga terjadi kosentrasi burung migrasi ditempat ini. Selain burung terdapat juga lutung hitam yang sudah langka dan buaya jenis rawa.

Pantai Muara Bendera
Pantai Muara Bendera terletak di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong. Pantai Muara Bendera juga sedang dalam proses pengembangan sebagai potensi objek wisata di Kabupaten Bekasi. (sumber jabarprov.go.id)

4. WISATA EKOLOGI (BOJONG MANGGU)

Hiking, pencinta alam dan lainnya, termasuk komunitas kebugaran semua dekat dengan kegiatan wisata, dimana dua hal tersebut bisa saling mengisi. Tempat ini cocok untuk outbound perkantoran maupun rombongan keluarga bertempat di Bukit Kota Delta Mas, Pantai Muara Beting, dan Bumi Perkemahan Karang Indah Bojong Manggu. disana terdapat situ yang bernama Situ Abidin. Situ ini diambil dari nama seorang tokoh ulama besar yang menyebarkan agama islam di Jawa Barat, yang dimakamkan di tempat tersebut. Situ Abidin adalah situ tadah hujan, yang merupakan sumber pengairan bagi 200 hektar sawah di Bojongmangu. (sumber jabarprov.go.id)


5. WISATA INDUSTRI
Wisata edukasi industri memiliki konsep berupa kunjungan secara langsung ke sejumlah pabrik produsen produk ternama di Indonesia yang berada di kabupaten bekasi. Beberapa objek wisata edukasi industri ini adalah kawasan industri yang tersebar di Jababeka, MM2100, Lippo Cikarang, Hyundai, Delta Silikon, dan lainnya.


Kawasan industri di Kabupaten Bekasi diklaim sejumlah pihak sebagai kawasan terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah pabrik mencapai lebih dari 4.500 unit. Sehingga memiliki banyak potensi positif bagi pendidikan ilmu bisnis, produksi, dan segala hal yang berkaitan dengan industri kepada para wisatawan. (sumber ultimoparadiso.com)


6. CAGAR BUDAYA / PENINGGALAN SEJARAH.

Saung Ranggon

        Saung Ranggon merupakan salah satu obyek wisata sejarah yang lokasinya terdapat di desa Cikedokan Cikarang barat Kabupaten Bekasi, bangunan sejarah ini sudah ada diperkiran sekitar abad 16 yang dibangun oleh Raden Rangga yang merupakan keturunan dari Pangeran Jaya karta.
(sumber saningfirmansyah.wordpress.com)


Gedung Tinggi /  Gedung Juang 


           Gedung Tinggi, sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Juang, hal ini terjadi sejak Gedung Tinggi digunakan sebagai sekretariat Kantor Legiun Veteran Kabupaten Bekasi, terletak di Jl. Hasanudin No.5 Tambun Selatan. Dibangun sekitar tahun 1925 secara bertahap oleh seorang tuan tanah, warga keturunan Cina bernama Kouw Oen Huy (bergelar kapiten) saat itu menguasai tanah pertanian di wilayah Tambun, Teluk Pucung dan Cakuang, serta tanah perkebunan karet. Pada akhir tahun 1947, Belanda menghianati perjanjian Linggarjati dan tanggal 21 Juli 1947 Belanda mengadakan aksi militer pertama, Gedung Tinggi pernah diduduki tentara Belanda/Nica sampai tahun 1949, namun berhasil direbut kembali oleh para pejuang Bekasi pada tahun 1950.

              Itulah sekilas Pariwisata yang ada di Kabupaten Bekasi. Masih banyak tempat wisata alam maupun tempat bersejarah  lainnya jika anda ingin menikmati dan ingin mengetahuinya lebih jauh. Ajak keluarga, saudara, sahabat dan rekan anda untuk mengunjungi pariwisata yang ada di kabupaten Bekasi... ^^

INTERNATIONAL INSTITUTE FOR HADITH SCIENCES DARUS-SUNNAH




Oleh : Ahla Aulia

“Sebagai Satu-satunya Pondok Pesantren di Indonesia yang Mengkaji Hadits dari Enam Imam Besar Hadits”

         
Studi hadits di Indonesia masih sangat jarang, kalau tidak dikatakan sangat langka. Hal ini menimbulkan banyak sekali persoalan tentang penggunaan hadits-hadits palsu atau mengklaim hal-hal yang bukan Hadits sebagai Hadits. Di Indonesia juga tampaknya sulit menemukan orang yang dapat disebut sebagai Muhaddis (Ahli Hadits) dalam arti terminologisnya.
Di daerah Tanggerang tepatnya di daerah Pisangan Barat, Ciputat. Terdapat pondok pesantren yang bernama Pondok Pesantren Internasional Ilmu Hadits Darus-Sunnah. Yang berlokasi kurang lebih 600 M di sebelah tenggara komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pondok pesantren tersebut mengkaji Hadits  dalam konteks yang benar.
Pondok Pesantren Internasional Ilmu Hadits Darus-Sunnah merupakan satu-satunya Pondok Pesantren yang mempelajari Kutubus-sittah (Hadits dari Soheh Bukhori, Shoheh Muslim, An-Nasaai, At-Turmudzi, Abu Daud dan Ibnu Majjah) di Indonesia. Bukan hanya Kitab Hadits dari enam pengarang tersebut yang dipelajari, tapi juga berbagai macam kitab fiqih dan kitab lainnya. Selain itu kelebihan dari Pondok Pesantren tersebut adalah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam mempelajari semua mata pelajaran di sana.
Pesantren Internasional Ilmu hadits Darus-Sunnah pada awalnya memiliki nama Pesantren Luhur Ilmu Hadist Darus-Sunnah ini berada di bawah Yayasan Wakaf Darus-Sunnah dengan Akte Notaris Ny. Lanny Soebroto No. 1/1999. Pengasuh Pondok pesantren tersebut adalah Prof. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA. (Master Tafsir-Hadits Universitas King Saud, Riyadh, Guru BesarIlmu Hadits IIQ, Jakarta, dan Beliau juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta)
Sedangkan Tenaga pengajar yang mengajar di Pondok Pesantren Internasional Ilmu Hadits Darus-Sunnah adalah lulusan dari dalam dan luar negeri. Diantaranya adalah, Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA, H. Badruddin Abdurrahman, (UIN Jakarta, Universitas King Saud, Riyadh), Dr. H. A. Sayuthi Anshari Nasution, MA (Lulusan Al-Azhar Mesir dan Sudan Serta dosen UIN Jakarta), Ustadz Andi Rahman, Ustadz Arrazy Hasyim, Ustadz Syarif Hidayatullah, Ustadz Shaffin Sugito, dan para pengajar yang memang ahli pada bidangnya.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, Darus-Sunnah menerapkan sistem yang merupakan kombinasi antara sistem pesantren dan sistem perkuliahan di Perguruan Tinggi. Dengan cara pengajar menerangkan pelajaran dan para santri mendengarkan dan menyimak dengan seksama, atau para santri membaca kitab yang dipelajari, dan pengajar menyimak kemudian mengoreksi dan menanyakan maksudnya kepada santri. Adapun masa pendidikan di pondok pesantren Darus-Sunnah adalah delapan semester atau empat tahun. Sedangkan waktu belajar adalah pada pukul 05.00-06.30 WIB dan pukul 19.30-21.00 IB.
Selain itu, kelebihan dari pondok pesantren tersebut adalah adanya hafalan Al-Qur’an 1 juz pada setiap tingkatan. Dan para santri diharuskan untuk dapat hafal Al-Qur’an sebanyak 8 juz hingga tamat belajar di pondok pesantren tersebut. Sehingga saat menyelesaikan program studi dari Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah, para santri menyandang gelar LC (Licence) saat di wisuda.
Mengingat belajar Ilmu Hadits membutuhkan kesanggupan memahami bahasa Arab dan juga kepandaian di bidang ilmu-ilmu agama, maka Pesantren Internasioanl Ilmu Hadits Darus-Sunnah memprioritaskan status mahasiswa sebagai santri yag berhak tinggal di sana. Bahkan bisa dikatakan syarat mutlak. Mayoritas yang mendaftar di pondok pesanter Darus-Sunnah adalah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ), Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) dan lain-lain. 
Setelah resmi menyandang status mahasiswa, barulah mereka yang ingin menjadi mahasantri Darus-sunnah harus mengikuti tes masuk. Yang berupa tes tulis dan lisan meliputi Ilmu Hadits, Ilmu Akidah, Qira’atul kutub (membaca kitab-kitab berbahasa Arab), Fahmul Maqru’  (memahami isi teks Arab sekaligus mampu untuk menerangkannya), Nahwu & Sharaf, wawasan tentang sejarah dan pengetahuan Islam, wawasan tentang Hadits dan Ilmu Hadits, penguasaan bahasa Arab-Inggris dan Psikotes.
Hal ini dilakukan karena disamping tuntutan akademis pesantren, juga karena keterbatasan tempat yang tidak mungkin menampung seluruh pendaftar yang jumlahnya mencapai ratusan. Meski demikian, bukan berarti bahwa para pendaftar yang tidak lulus tes tidak diperkenankan belajar di pesantren Darus-Sunnah. Namun, mereka yang tidak lulus tidak dapat tinggal di pesantren Darus-Sunnah.
Sebagai lembaga pendidikan, Darus-Sunnah telah berhasil menghasilkan sarjana-sarjana yang ahli dalam bidang agama, khususnya di bidang Hadits dan Ilmu Hadits yang telah terjun di masyarakat dan menyebarluaskan berbagai ilmu agama Islam sebagai realisasi pengamalan ilmu yang telah mereka peroleh.
Selain itu, mahasantri yang telah lulus dari Darus-Sunnah dapat melanjutkan program study S2 di universitas-universitas yang ada di negara-negara timur tengah. Dan pihak Pondok Pesantern Luhur Ilmu Hadits darus-Sunnah yang bekerja sama dengan Atase Agama Kedutaan Besar Kerajaan Saudi arabia di Jakarta memberikan hadiah Haji dan Umrah kepada alumni terbaik Darus-Sunnah. Bahkan saat ini Darus-Sunnah telah membuka cabang Pesantren Internasioanal Ilmu Hadits Darus-Sunnah di Janda baik, Malaysia.
Hal lain yang menjadi kelebihan pondok pesantren Darus-Sunnah adalah lingkungan pondok pesantren yang masyarakatnya berbaur dan bersosialisasi baik dengan mahasantri Darus-Sunnah. Dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan mahasantri dalam berbagai acara kegiatan hari besar Islam. Sehingga para santri seperti menjadi bagian dari warga masyarakat yang ada di sekitar pondok pesantren.
Kegiatan belajar mengajar di Darus-Sunnah tidak dipungut biaya sama sekali. Sebagai gantinya, setiap mahasantri wajib memiliki sendiri kitab-kitab yang dikaji. Pesantren juga memiliki fasilitas perpustakaan yang khususnya digunakan untuk literatur Hadits dan Ilmu Hadits. Selain kegiatan belajar-mengajar, kegiatan ekstrakulikuler yang ada di pesantren, antara lain adalah: Ikatan Mahasiswa Darus-Sunnah (ISDAR), Lembaga Tahfidz al-Qur’an “Al-Itqan”, Buletin Dakwah Umat Nabawi, Forum Diskusi Tingkat Perspektif (FDLP) dan forum Diskusi Dwi Mingguan, serta Sistem Informasi Darus-Sunnah (SIDS).
Sebagai alumni, saya merasa bangga pernah menempuh pendidikan di Darus-Sunnah dan menjadi salah satu santri dari Prof. KH. Ali usthafa Yakub. semoga Allah senantiasa menjaga kesehatan beliau dan memudahkan segala urusan beliau. Amin...  


Foto bersama Pak Kyai, Bu Nyai dan sahabat angkatan ke 10 Darus-Sunnah Internatioanl Institute for Hadith Sciences


  
My Graduation Ceremony... ^^

Antara Salafi & Wahabi

Hak cipta oleh : Ahla Aulia

a.      Pengertian wahabi
Musuh-musuh tauhid memberi gelar wahabi kepada setiap muwahhid (yang mengesakan Allah), nisbat kepada Muhammad bin Abdul Wahab. Semestinya mereka mengatakan Muhammadi jika ajarannya dinisbatkan kepada namanya, yaitu Muhammad. Betapa pun begitu, ternyata Allah menghendaki nama wahabi sebagai nisbat kepada Al-Wahhaab (Yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari nama-nama Allah yang baik (Asmaa'ul Husnaa).[1]
Wahabi merupakan gerakan didirikan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Pendiri Wahabi ini merupakan murid Ibn Qayyimal-Jauziyah. Ibn Qayyim sendiri merupakan murid Ibn Taimiyah. Ibn Taimiyah adalah pemuka mazhab Hanbali. Dari silsilah seperti itu, kita tahu bahwa sebenarnya ajaran Wahabi itu sebenarnya bersumber dari mazhab Hanbali. Imam Ahmad bin Hanbal terkenal sebagai Imam mazhab yang cukup ketat berpegang pada nash. Jarang sekali ia memainkan unsur logika dalam membahas suatu nash.[2]
b.      Pengertian Salafi
Makna Salaf atau salafi adalah nama yang  diambilkan dari kata salaf yang secara bahasa berarti orang-orang terdahulu.  Ibnu Manzhur dalam kitab Lisaanul ‘Arab mengatakan : “Kata salaf juga berarti orang yang mendahului kamu, yaitu nenek moyangmu, sanak kerabatmu yang berada di atasmu dari sisi umur dan keutamaan. Oleh karenanya mereka generasi awal yang mengikuti para sahabat disebut dengan salafush shalih (pendahulu yang baik).”[3]
Salaf menurut para ulama adalah sahabat (orang yang waktu bertemu (berkumpul) dengan Rasulullah dalam keadaan beriman dan waktu mati juga dalam keadaan beriman),  Tabi’in (orang yang berjumpa dengan sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wasallam dalam  keadaan ia beriman kepada Nabi Muhammad, meskipun ia tidak melihat nabi Muhammad dan ia mati di atas keislamannya.) dan Tabi’ut tabi’in (orang Islam dewasa yg pernah bertemu atau berguru pada Tabi’in dan sampai wafatnya beragama Islam.). Tiga generasi awal inilah yang disebut dengan Salafush Shalih (orang-orang terdahulu yang shalih). Sebagaimana hadits Nabi SAW dalam Fath al-Baari (bab Fadhail Al-Shahaabah) :
حدثنا إسحاق حدثنا النضر أخبرنا شعبة عن أبي جمرة سمعت زهدم بن مضرب سمعت عمران بن حصين رضي الله عنهما يقول  : قال رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم (خير أمتي قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم -

Menurut al-Qalsyani rahimahullahu ta’ala, dalam kitab  Al Muffassiruun Bainat-Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish-Shifaat : Salafush Shalih adalah generasi pertama umat ini (para sahabat), yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya.”[4] Menurut istilah para ulama, yang dimaksud dengan salaf adalah sebuah karakter yang melekat secara umum pada diri para sahabat, dan orang-orang sesudah mereka pun bisa disebut demikian jika mereka mengikuti dan meneladani jejak para sahabat. Istilah salaf merupakan label yang layak untuk dilekatkan bagi siapa saja yang senantiasa berupaya untuk menjaga keselamatan aqidah dan manhajnya yaitu dengan konsisten mengikuti cara beragama Rasulullah Saw, beserta para sahabatnya, di manapun dan kapanpun mereka berada.[5]
Syaikh Dr. Nashir bin Abdul Karim al-Aql mengatakan, “Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para Sahabat, Tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan (sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in). Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas manhaj  mereka di sepanjang masa disebut sebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka.” Dr. Milfi Ash-Sha’idi mengatakan : seorang salafi adalah setiap orang yang mengikuti Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman salafush salih serta menjauhi pemikiran yang menyimpang dan tetap bersatu dengan jama’ah kaum muslimin bersama pemimpin mereka.[6]
c.       Pengertian Wahabi-Salafi
Wahabi-Salafi adalah kelompok yang mengikuti ajaran Abdullah bin Abdul Wahab yang berdasarkan ajaran Nabi, Sahabat, Tabi’ut Tabiin (ulama Salaf) yang beriman pada Allah & Rasulullah, dan senantiasa mengikuti Al-Qur’an dan  sunnah Rasul. Sebagaimana Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri mengatakan, “Kami ini dengan senantiasa memuji Allah, adalah orang yang ittiba’ (mengikuti tuntunan Nabi), bukan mubtadi’ (orang yang membuat perkara bid’ah) dan kami mengikuti Al Kitab dan As Sunnah serta para pendahulu yang salih dari umat ini di atas madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.”[7]

2.      MENGENAL SYEIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB DAN AJARANNYA
a.      Biorgafi Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab
Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab dilahirkan di Nejed, tahun 1703 Masehi. Syekh Abdul Wahab tergolong Banu Siman, dari Tamim. Pendidikannya dimulai di Madinah yakni berguru pada ustadz Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad Hayat al-Sind. Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah pendiri kelompok Wahabi yang mazhab fikihnya dijadikan mazhab resmi kerajaan Saudi Arabia, hingga saat ini. Sebenarnya, beliau bersama pengikutnya lebih senang menamakan kelompoknya dengan al-Muwahhidun (pendukung tauhid). Namun orang-orang Eropa dan lawan-lawan politiknya menisbatkan nama ‘Wahabi’ untuk menjuluki beliau dan gerakan yang dipimpinnya.[8]
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dikenal di dunia Islam berkat perjuangannya memurnikan ajaran Islam melalui pemurnian tauhid. Masalah tauhid, yang merupakan pondasi agama Islam mendapat perhatian yang begitu besar oleh Syekh Muhammad Abdul Wahhab. Perjuangan tauhid beliau terkristalisasi dalam ungkapan la ilaha illa Allah. Menurut beliau, aqidah atau tauhid umat telah dicemari oleh berbagai hal seperti takhayul, Bid’ah dan Khurafat yang bisa menjatuhkan pelakunya kepada syirik. Aktivitas-aktivitas seperti mengunjungi para wali, mempersembahkan hadiah dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan keuntungan atau kesusahan, mengunjungi kuburan mereka, mengusap-usap kuburan tersebut dan memohon keberkahan kepada kuburan tersebut. Seakan-akan Allah SWT sama dengan penguasa dunia yang dapat didekati melalui para tokoh mereka, dan orang-orang dekat-Nya. Bahkan manusia telah melakukan syirik apabila mereka percaya bahwa pohon kurma, pepohonan yang lain, sandal atau juru kunci makam dapat diambil berkahnya, dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh keuntungan.[9]
Pencemaran terhadap ajaran Islam yang murni bermula di masa pemerintahan Islam Abbasiah di Baghdad. Kemajuan ilmu pengetahuan di zaman ini telah menyeret kaum muslimin untuk ikut pula memasyarakatkan ajaran filsafat yunani dan romawi. Selain itu, pengaruh mistik platonik dari budaya Rusia ikut menimbulkan pengaruh negatif pada ajaran Islam. Puncaknya adalah berbagai macam kebatilan dan takhyul yang dipraktekkan kaum Hindu mulai diikuti orang-orang Islam. Wilayah Arab, sebagai tempat kelahiran Islam pun tidak luput dari pengaruh buruk tersebut. Orang-orang Arab terpecah belah karena perselisihan dan persaingan di antara suku, mengalami kemunduran di berbagai aspek kehidupan. Di saat seperti inilah Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab muncul untuk kemudian membersihkan anasir-anasir asing yang menyusup ke dalam kemurnian Islam.[10]
Di masa pendidikannya, kedua orang guru Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab, yakni Syekh Sulaiman Al-Kurdi dan Syekh Muhammat Hayat al-Sind telah melihat tanda-tanda kecerdasan Syekh Abdul Wahhab. Mereka menemukan tanda-tanda kemampuan ijtihad pada diri Syeh Abdul Wahhab. Tak lama kemudian, Syekh Abdul Wahhab melakukan perjalanan untuk beberapa tahun, empat tahun di Basrah, lima tahun di Baghdad, setahun di Kurdistan, dua tahun di Hamdan, dan empat tahun di Ishafan, tempat ia mempelajari filsafat, tasawuf, dan ishrakiya. Sekembalinya ke daerah asalnya, ia menghabiskan waktu setahun untuk merenung, dan baru setelah itu ia mengajukan pokok-pokok pikirannya seperti termaktub dalam kitab al-Tauhid kepada masyarakat.[11]
Selanjutnya, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab berkerjasama secara sistematis dan saling menguntungkan dengan keluarga Saud untuk menegakkan Islam. Dalam waktu setahun sesampainya di Dariya, Syekh Abdul Wahhab memperoleh pengikut hampir seluruh penduduk di kota. Di kota tersebut pula, beliau membangun masjid sederhana dengan lantai batu kerikil tanpa alas. Mereka juga menghancurkan batu-batu nisan dan kuburan, bahkan juga di Jannatul Baqi, untuk menjaga jangan sampai benda tersebut menjadi benda pujaan orang-orang sesat.[12]
Seiring dengan perjalanan waktu, gerakan kaum Muwahhidun (Wahabi) ini segera menyebar ke dunia Islam lainnya dan mendapatkan banyak pengikut. Keluarga Ibnu Saud, sebagai pendukung dan unsur utama garakan ini segera menaklukkan hampir seluruh semenanjung Arab, termasuk kota-kota suci Mekkah dan Madinah. Gerakan Wahabi ini akhirnya menjadi mazhab fikih resmi keluarga Saudi yang berkuasa, dan juga dianut oleh para murid Syekh Muhammad Abduh di Mesir. Syekh Muhammad Abdul Wahhab pun akhirnya dikenal sebagai seorang pemikir dan pembaru di dunia Islam. Gerakannya merupakan sarana yang sangat besar dalam mempersatukan dunia Arab yang penuh persaingan ke bawah kekuasaan keluarga Saudi.[13]
Gerakan al-Muwahhidun atau yang kini sering disebut sebagai gerakan “wahabi” ini menjadi ancaman bagi kekuasaan Inggris di daerah perbatasan dan Punjab sampai 1871. Ketika itu pemerintah Inggris bersekongkol untuk mengeluarkan ‘fatwa’ guna memfitnah kaum Wahhabi sebagai orang-orang kafir. Hingga kini, ternyata fitnah dan tuduhan kepada dakwah beliau terus berlangsung, yakni dianggap sebagai pemicu radikalisme. Padahal, beliau adalah seorang muwahhid, pembaru Islam yang memurnikan aqidah umat dari bahaya syirik. Syekh Muhammad Abdul Wahhab, pemikir dan pembaru, pejuang tauhid yang memurnikan ajaran Islam ini wafat di tahun 1787 Masehi dan dimakamkan di Dariya. Sepeninggal beliau, ajarannya diteruskan oleh murid-muridnya, dan misi pemurnian ajaran Islam terus bergema hingga saat ini.

b.      Pujian Ulama terhadap Syeikh Abdullah bin Abdul Wahhab
Pujian ulama dunia terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya amatlah banyak. Namun karena terbatasnya ruang rubrik, cukuplah disebutkan sebagiannya saja.[14]
1. Al-Imam Ash-Shan’ani (Yaman). Beliau kirimkan dari Shan’a bait-bait pujian untuk Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya. Bait syair yang diawali dengan: Salamku untuk Najd dan siapa saja yang tinggal sana Walaupun salamku dari kejauhan belum mencukupinya.
2. Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu (Yaman). Ketika mendengar wafatnya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau layangkan bait-bait pujian terhadap Asy-Syaikh dan dakwahnya. Di antaranya: Telah wafat tonggak ilmu dan pusat kemuliaan Referensi utama para pahlawan dan orang-orang mulia Dengan wafatnya, nyaris wafat pula ilmu-ilmu agama
Wajah kebenaran pun nyaris lenyap ditelan derasnya arus sungai
3. Dr. Taqiyuddin Al-Hilali (Irak). Beliau berkata: “Tidak asing lagi bahwa Al-Imam Ar-Rabbani Al-Awwab Muhammad bin Abdul Wahhab, benar-benar telah menegakkan dakwah tauhid yang lurus. Memperbaharui (kehidupan umat manusia) seperti di masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya. Dan mendirikan daulah yang mengingatkan umat manusia kepada daulah di masa Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin.”
4. Asy-Syaikh Mulla ‘Umran bin ‘Ali Ridhwan (Linjah, Iran). Beliau –ketika dicap sebagai Wahhabi– berkata: Jikalau mengikuti Ahmad dicap sebagai Wahhabi Maka kutegaskan bahwa aku adalah Wahhabi Kubasmi segala kesyirikan dan tiadalah ada bagiku Rabb selain Allah Dzat Yang Maha Tunggal lagi Maha Pemberi.
5. Asy-Syaikh Ahmad bin Hajar Al-Buthami (Qatar). Beliau berkata: “Sesungguhnya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdi adalah seorang da’i tauhid, yang tergolong sebagai pembaharu yang adil dan pembenah yang ikhlas bagi agama umat”.
6. Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (Syam), berkata: “Dari apa yang telah lalu, nampaklah kedengkian yang sangat, kebencian durjana, dan tuduhan keji dari para penjahat (intelektual) terhadap Al-Imam Al Mujaddid Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang telah mengeluarkan manusia dari gelapnya kesyirikan menuju cahaya tauhid yang murni”.

c. Ajaran Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Inti ajaran Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab didasarkan atas ajaran-ajaran Syekhul Islam, Ibnu Taimiyah dan mazhab Hambali. Prinsip-prinsip dasar ajaran tersebut adalah : Pertama; Ketuhanan Yang Esa dan mutlak (karena itu penganutnya menyebut dirinya dengan nama al-Muwahhidun). Kedua; Kembali pada ajaran Islam yang sejati, seperti termaktub dalam Al-Qur`an dan Hadits. Ketiga;  Tidak dapat dipisahkan kepercayaan dari tindakan, seperti sholat dan beramal. Keempat;  Percaya bahwa Al-Qur`an itu bukan ciptaan manusia. Kelima;  Kepercayaan yang nyata terhadap Al-Qur`an dan Hadits. Keenam;  Percaya akan takdir. Ketujuh; Mengutuk segenap pandangan dan tindakan yang tidak benar Kedelapan;  Mendirikan Negara Islam berdasarkan hukum Islam secara sempurna.
Salah satu fatwa Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab adalah tentang penguasa yang berhukum dengan selain syariat Islam. Beliau memaknai Toghut sebagai : “Segala sesuatu yang diibadahi selain Allah, diikuti dan ditaati dalam perkaraperkara yang bukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya , sedang ia ridha dengan peribadatan tersebut”. Beliau menjelaskan : “Thaghut itu sangat banyak, akan tetapi para pembesarnya ada lima, yaitu :
  1. Setan yang mengajak untuk beribadah kepada selain Allah.
  2. Penguasa dzalim yang merubah hukumhukum Allah.
  3. Orangorang yang berhukum dengan selain hukum yang diturunkan Allah.
  4. Sesuatu selain Allah yang mengaku mengetahui ilmu ghaib.
  5. Sesuatu selain Allah yang diibadahi dan dia ridha dengan peribadatan tersebut.
 Tujuan utama ajaran Syekh Abdul Wahhab adalah memurnikan tauhid umat yang sudah tercemar. Untuk itu, beliau sangat serius dalam memberantas Bid’ah, Khurafat dan Takhyul yang berkembang di tengah-tengah umat. Beliau menentang pemujaan terhadap orang-orang suci, mengunjungi tempat-tempat keramat untuk mencari berkah. Beliau menganggap bahwa segala objek pemujaan, kecuali terhadap Allah SWT, adalah palsu. Menurut beliau, mencari bantuan dari siapa saja, kecuali dari Allah SWT, ialah syirk.[15]

3.      SUNNAH DAN BID’AH MENURUT WAHABI-SALAFI
Syaikh Abdussalam  dalam kitab Kun Salafiyyan ‘alaa Jaddah mengatakan : Apa yang dimaksud dengan sunnah dalam pandangan mereka -ulama salaf- adalah kesesuaian dengan al-Kitab dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta sunnah para sahabatnya, baik dalam perkara keyakinan ataupun ibadah, dan yang menjadi lawannya adalah bid’ah. Maka seseorang akan dikatakan berada di atas Sunnah apabila perbuatan-perbuatannya sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula seseorang akan dikatakan berada di atas bid’ah apabila perbuatannya menyelisihi al-Kitab dan as-Sunnah atau salah satunya.
 
4.      PERDEBATAN TERHADAP WAHABI-SALAFI
Banyak perdebatan yang selama ini datang terhadap pemikiran dan ajaran kaum Wahabi-Salafi. Diantara perdebatan tersebut sudah mengakibatkan sikap anti-Wahabi ke seluruh penjuru dunia. Dianatara tuduhan itu adalah :
1.      Mengkafirkan kaum muslimin
Ini merupakan tuduhan dusta terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, karena beliau pernah mengatakan: “Kalau kami tidak (berani) mengkafirkan orang yang beribadah kepada berhala yang ada di kubah (kuburan/ makam) Abdul Qadir Jaelani dan yang ada di kuburan Ahmad Al-Badawi dan sejenisnya, dikarenakan kejahilan mereka dan tidak adanya orang yang mengingatkannya. Bagaimana mungkin kami berani mengkafirkan orang yang tidak melakukan kesyirikan atau seorang muslim yang tidak berhijrah ke tempat kami? Maha suci Engkau ya Allah, sungguh ini merupakan kedustaan yang besar”.[16]
 Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidak pernah mengkafirkan seseorang yang memohon pertolongan kecuali jika ia meyakini ada selain Allah yang menciptakan dan mengadakan. Sebab jika ia meyakini ada selain Allah mampu mengadakan, berarti ia telah kafir.[17]


2.      Hobi menghancurkan kubah/ bangunan yang dibangun di atas makam.

Mengenai Penghancuran kubah/bangunan yang dibangun di atas makam, beliau mengakuinya sebagaimana dalam suratnya kepada para ulama Makkah. Namun hal itu sangat beralasan sekali, karena kubah/ bangunan tersebut telah dijadikan sebagai tempat berdoa, berkurban dan bernadzar kepada selain Allah Swt. Sementara Syaikh sudah mendakwahi mereka dengan segala cara, dan beliau punya kekuatan (bersama waliyyul amri) untuk melakukannya, baik ketika masih di ‘Uyainah ataupun di Dir’iyyah.[18]
Hal ini pun telah difatwakan oleh para ulama dari empat madzhab. Sebagaimana telah difatwakan oleh sekelompok ulama madzhab Syafi’i seperti Ibnul Jummaizi, Al-Zhahir At-Tazmanti, seputar penghancuran bangunan yang ada di pekuburan Al-Qarrafah Mesir. Imam Al-Syafi’i sendiri berkata: “Aku tidak menyukai (yakni mengharamkan) pengagungan terhadap makhluk, sampai pada tingkatan makamnya dijadikan sebagai masjid.” Imam Nawawi dalam Syarhul Muhadzdzab dan Syarh Muslim mengharamkam secara mutlak segala bentuk bangunan di atas makam. Adapun Al-Imam Malik, maka beliau juga mengharamkannya, sebagaimana yang dinukilkan oleh Ibnu Rusyd. Sedangkan Al-Imam Al-Zaila’i (madzhab Hanafi) dalam Syarh Al-Kanz mengatakan: “Diharamkan mendirikan bangunan di atas makam.” Dan juga Al-Imam Ibnul Qayyim (madzhab Hanbali) mengatakan: “Penghancuran kubah/bangunan yang dibangun di atas kubur hukumnya wajib, karena ia dibangun di atas kemaksiatan kepada Rasulullah Saw”.[19]




[1] Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. Pengertian Wahabi. http://media.isnet.org/islam/Etc/Wahabi.html
[2] Nadirsyah Hosen. Wahabi bukan Madzhab. http://media.isnet.org/islam/Etc/Wahabi.html
[3] Ibnu Manzhur. Lisaanul Arab. Jilid 9. Hal 159
[4] Al-Asqolani. Al-Muffassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat (I/11).
[5] Abu Mushlih Ari Wahyudi . Menjadi salaf, mengapa tidak? www.muslim.or.id dikutip dari kitab Limadza Ikhtartul Manhaj Salafy, karya Salim al-Hilali.
[6] Nashir bin Abdul Karim al-Aql. Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah, hal. 5-6
[7] ‘Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab As Salafiyah karya Syaikh Shalih Al ‘Abud hal. 220. Dinukil dari Tabshir Al Khalaf bi syar’iyatil Intisab ila As Salaf.

[8] M. Fachry. Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab, Pejuang Tauhid yang memurnikan Islam. http://arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html.  Diterbitkan pada Selasa, 22 November 2011

[9] M. Fachry. Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab, Pejuang Tauhid yang memurnikan Islam. http://arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html.  Diterbitkan pada Selasa, 22 November 2011
[10] M. Fachry. Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab, Pejuang Tauhid yang memurnikan Islam. http://arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html.  Diterbitkan pada Selasa, 22 November 2011
[11] Ibid.
[12] ibid
[13] Ibid.
[14] Da’watu Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Bainal Mu’aridhin wal Munshifin wal Mu’ayyidin, hal. 82-90. Dikuti dari Majalah Asy Syariah Edisi II/No 22/1427 H/2006. Judul Asli: Siapakah Wahhabi ? Halaman 5-11
[15] M. Fachry. Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab, Pejuang Tauhid yang memurnikan Islam. http://arrahmah.com/read/2011/11/22/16492-syekh-muhammad-bin-abdul-wahhab-pejuang-tauhid-yang-memurnikan-islam.html.  Diterbitkan pada Selasa, 22 November 2011
[16] Muhammad bin Abdul Wahhab Mushlihun Mazhlumun Wa Muftara ‘Alaihi, hal. 203
[17] Muhammad al-Maliki al-Hasani. Meluruskan Kesalahpahaman. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2002. Hal 232.
[18] Tash-hihu Khatha’in Tarikhi Haula Al Wahhabiyyah, hal. 76
[19] Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alusy-Syaikh, Fathul Majid Syarh Kitabit Tauhid, hal.284-286