Kamis, 18 Juli 2019

~Umrah bersama sang buah hati yang masih Balita~

Alhamdulillah wasyukrulillaah. Akhirnya saya memiliki waktu untuk berbagi cerita, setelah mendapat pertanyaan dari beberapa teman bagaimana Umroh dengan membawa Balita aktif. Insya Allah, semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk bunda-bunda yang ingin umroh dan hendak membawa serta sang buah hati.
(Umrah bersama sang Buah Hati)




Bagi bunda-bunda yang mau melaksanakan umroh, harus sudah prepare jauh-jauh hari sebelumnya. Mulai dari travel agent mana yang pas, passport, vaksin meningitis, dan juga visa untuk keberangkatan Umroh. Jangan lupa juga, pilih waktu yang tepat dan juga musim yang pas di Saudi terutama bagi si kecil. Sebelum berangkat, pastikan kondisi kesehatan si kecil dalam keadaan fit. Jangan terlalu lelah dan banyak aktifitas sebelumnya, beri jeda 2-3 hari untuk beristirahat sebelum berangkat ke tanah suci.Karna kami berangkat dari Abu Dhabi, Kami memilih berangkat Umroh dengan menggunakan bis melalui Travel (selain lebih hemat, karna setelah umroh kami harus prepare keuangan lagi untuk hal lainnya). 

Alhamdulillah kami mendapat Travel yang cooperative, selalu membantu, update perkembangan visa dan selalu mengingatkan apa saja yang harus kami persiapkan. Travel ini juga kami pilih karna waktu ibadah disana kami atur sendiri. Mereka hanya memfasilitasi Transportasi dan Akomodasi. Karna ketika kita membawa balita, kita tidak bisa mengatur si Kecil untuk selalu mengikuti waktu kita. Bis yang kami naiki nyaman dan kami mendapat prioritas karena mambawa bayi, bahkan kami diberikan tambahan free 1 kursi.

Perjalanan kami tempuh selama 30 jam, rabu ba’da ashar kami berangkat, dan pada kamis jam 22:00 malam kami sudah mengambil miqat dan niat ihram di zal Qarnanin, dimana ini adalah tempat terdekat dengan makkah. Sampai hotel di mekkah sekitar jam 00:00 di hari Jum’at dini hari, dan setelah kami meletakan barang kami di kamar hotel, kami memutuskan untuk langsung melaksanakan Ibadah Umroh yang dimulai dengan Thawaf hingga selesai tahallul.Ketika melaksanakan Umroh terutama Thawaf, kami bergantian menggendong Alifia. 

Kami menggendong tanpa baby carrier, sedang berat alifia 14kg. Alifia tidak biasa digendong dengan baby carrier, dia menolak hingga menangis ketika kami mencobanya. Selain itu karna pertimbangan jika kami kelelahan menggendong, dan harus bergantian menggendong dengan lepas-pakai baby carrier tersebut, akhirnya kami memilih untuk menggendong tanpa baby carrier. Biasanya, suami saya dapat 2-3putaran, sedang saya hanya 1 putaran. Disini, peran kerjasama antara bunda-ayah sangat penting. Beruntungnya di saat thawaf keenam dan ketujuh, Alifia justru meminta untuk jalan sendiri sambil kami gandeng di kanan dan kiri. Ini juga karna ada banyak jamaah yang kasih alifia permen dan coklat, sehingga dia semangat untuk berjalan sendiri. 







Lanjut ke Sai. Pada saat sai, Alifia sedang semangatnya untuk berjalan sendiri tanpa kami gendong. Bahkan ketika berada di garis hijau, dia sangat antusias karna harus ikut berlari-lari kecil. Tapi hanya sampai di putaran ke 4, sampai akhirnya dia sendiri yang meminta digendong. Hingga putaran ke 7, kami bergantian menggendongnya dari Safa ke Marwah, Marwah ke Safa. 

Oiya, jika bunda kelelahan pada saat sai, disana banyak tersedia air zam-zam diantara Shafa dan Marwah. Jadi jangan khawatir kehausan ya. Dan si kecil juga sangat senang bisa minum zam-zam langsung. Ayah Bunda juga bisa menyewa kursi Roda yang didorong langsung oleh petugas Masjidil Haram, dengan membayar uang sebesar 100 Riyal, kale bisa nutum menyewa kursi roda lebih bain diawal saat memulai sai (karna biayanya sama saja).

Hingga saat shubuh tiba, inilah moment yang justru paling saya khawatirkan karna saya harus berpisah tempat dengan suami saya. Alifia adalah anak yang super active. Ketika dilepas, dia akan merasa bebas dan akan berlarian kesana kemari, terlebih jika ada anak kecil lainnya. Saya harus memutar ide agar ketika saya sholat, Alifia tetap duduk manis tanpa harus pergi jauh dari pandangan saya. Ini yang sudah saya persiapkan sebelumnya, mendownload beberapa video dan games di Smartphone yang memang disukai oleh Alifia, agar dia tetap fokus pada smartphone dan tidak berlarian kesana kemari, kami mendownload beberapa Video Omar dan Hana (superti Nusa dan Rara tapi English Version). Namun ternyata cara ini tidaklah berjalan mules, saat Rakaat pertama selesi, Alifia pergi mencari Daddy-nya, sehingga saya harus membatalkan sholat saya. Saya bujuk dan memberi dia Permen dan collate kesukaannya, Alhamdulillah lifia bisa duduk manis dan saya ikut bergabung lagi dengan jamaah sholat lainnya.



(Mulai tengah malam hingga matahari terbit di Masjidil Haram)




Bagi bunda-bunda yang juga memilik baby active yang tidak takut orang asing, sebaiknya juga persiapkan video dan games di hp ayah-bunda. Dan jangan lupa juga siap sedia membawa camilan makanan kesukaan si kecil agar dia tetap fokus dan tidak berlarian kesana-kemari. Sesekali memberi hp untuk si kecil wajar, daripada si kecil berlari kesana kemari hingga akhirnya menghilang dari pandangan mata kita, sedang masjidil haram sangatlah luas. 


(Masjidil Haram)

Sempat ada yang bertanya, apa bisa dapat menyentuh rukun yamani, mencium hajar aswad, dan shalat di maqam ibrahim ketika melaksanakan Thawaf dengan membawa bayi? Jawabannya Insya Allaah BISA. Alhamdulillah suami saya bisa mendapat ketiga sunnah tersebut pada saat Thawaf Umroh pertama, sedangkan saya baru bisa melaksanakan ketiga sunnah tersebut ketiga Thawaf Wada. Bunda dapat Thawaf kapan saja disana, sebagai ganti dari shalat tahiyyatul masjid atau ketika Thawaf Wada. Asal itu tadi, Harus ada peran kerjasama Ayah-Bunda dalam menjaga si kecil ketika yang lainnya ingin melaksanakan sunnah tersebut ketika Thawaf.

Pertanyaan selanjutnya, Apakah Stroller bisa digunakan ke dalam Masjidil Haram? Jawabannya TIDAK BISA. Tapi bagi bunda-bunda yang tidak menggunakan gendongan dan jarak hotel yang lebih dari 5 menit jika berjalan, ada baiknya tetap membawa stroller agar anak bisa nyaman duduk di stroller dan ayah-bunda juga lebih hemat energi dan tenaga untuk tidak menggendongnya selama perjalanan ke masjidil haram. Di hari ketika kami umroh tersebut, kami membawa stroller karna jarak hotel kami sekitar 700 meter dengan masjidil haram. Disana ada tempat penitipan barang atau Luggage storage. Biayanya variatif tergantung size locker yang mau kita sewa. Karna stroller lumayan besar, akhirnya kami menyewa ukuran paling besar dengan biasa RS. 7/jam. 
(Tempat Penitipan Barang dengan biaya RS. 7/jam)




Namun, jika bunda-bunda ingin lebih hemat tanpa mengeluarkan uang sepeserpun, Ada tempat di dekat luggage storage bernama “Lost Luggage Area”, yang bisa menjadi pilihan untuk menitipkan stroller, hanya stroller ya bukan barang berharga. Karna apa? Karna di tempat itu orang bisa sesuka hati mengambil barang kita bahkan stroller. Namanya juga Lost Luggage Area, dimana disana adalah barang-barang yang hilang tanpa berpemilik. 

Lalu bagaimana cara menaruh stroller disana agar tidak diambil orang? Yang harus bunda-bunda siapkan adalah membawa kunci sepeda yang kokoh, yang bisa dibeli di toko-toko sekitar jalan ke masjidil haram dengan biaya RS. 10. Disana bunda bisa menaruh stroller dan bunda kunci dengan kunci sepeda yang diikatkan di besi locker (ada pada foto), insya Allah stroller bunda aman sentosa dan bisa beribadah sepuasnya di masjidil haram.

(Persiapkan kunci sepeda untuk mengikat stroller di besi penyangga, sehingga tidak akan ada yang bisa mengambilnya)




Selain itu, dengan membawa stroller, bunda-bunda juga bisa berkeliling ke area masjidil haram bahkan ke perpustaakan Makkah yang berada di pintu masuk Babus Salam. Ini bisa lebih menghemat energi dan tenaga, ketimbang harus menggendong sepanjang jalan. Terlebih jika anak tidur, mereka akan lebih nyaman jika diletakkan di strollernya bukan

 

(Jangan lupa untuk membawa Kacamata dan juga payung, karna teriknya matahari disana)




Yang juga penting bagi Ayah-bunda, Bagaimana agar disana tidak wasting time hanya untuk saling mencari ketika shalat berjamaah? Pastikan bunda selalu shalat berdekatan dengan ayah, agar lebih mudah. Disini tempat sholat terpisah antara wanita dan laki-laki hanya di wilayah masjid bagian dalam, sedangkan di depan ka’bah, hanya dibatasi dengan shaf saja. Jadi ayah bisa shalat di depan bunda. Lalu bagaimana jika siang hari di terik panas? Bunda bisa memilih pelataran di belakang ka’bah, yang lebih sejuk karna atapnya tertutup. Hal ini agar anak kita tetap nyaman mengikuti kita beribadah. Dan pastikan untuk info kepada ayah dimana kita shalat, dan pastinya kalau bisa tetap aktifkan paket internet ya, untuk memudahkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
(mencari tempat sholat yang lebih teduh, dekat dengan air zam-zam dan tidak jauh dengen sang Ayah)




Tibalah saatnya malam terakhir kami di Makkah sebelum esok shubuh hijrah ke Madinah. Kami melaksanakan Thawaf Wada dan menikmati suasana malam di Masjidil Haram yang justru semakin malam semakin ramai dikunjungi oleh para Jamaah. Jangan lupa untuk menyempatkan diri ke Lantai paling atas Masjidil Haram untuk menikmati indahnya Ka'bah dari ata paling atas dibawah sinar rembulan dan taburan Bintang-bintang. Alifia juga sangat senang bisa Naik ke atap. Dan akhirnya saya bisa mencoba ayam goreng Al Baik yang fenomenal di Saudi bagi jamaah Umrah.


(Thawaf Wada kami, salah satu hal yang paling berkesan dalam hidup saya)

(Lantai Paling atas Masjidil Haram)

(Lantai Paling atas Masjidil Haram, Alifia bersama Hafizhah Doll)
(Resto Al Baik ada di dalam Mall ini. Lokasinya di Sebelah kiri Masjidil Haram)

Setelah 5 hari kami di Mekkah, selanjutnya bis membawa kami ke Madinah. Sebelum ke Madinah, kami diajak untuk safari ke Gua Hira, Jabal Rahmah, berkeliling melihat Mina-Muzdalifah-Arafah dan juga tempat melempar Jumrah. Sesampainya di wilayah Madinah, kami mengunjungi Masjid Quba, Masjid Qiblatain, dan Kebun Kurma dan yang terkhir adalah ke Gunung Uhud, tempat para syuhada perang Uhud dimakamkan disana.
(Jabal Rahmah, Tempat bertemunya Nabi Adam dan Ummu Hawa)

(Kebun Kurma)


(Jabal Uhud)

(Makam para Syuhada Perang Uhud)

Jika saya boleh memberikan saran, carilah travel yang lebih dahulu ke Makkah baru ke Madinah. Entah mengapa, terutama bagi bunda-bunda, akan lebih baik jika bisa fokus beribadah dahulu untuk Umroh di Makkah, baru mengunjungi Madinah. Karna ada beberapa jamaah yang saya temui, mereka banyak yang sudah tidak fit saat umroh dengan sebab yang sama, karna sudah lelah beraktifitas saat di madinah. Namun jika sulit menemukan travel tersebut, bunda-bunda harus jaga kesehatan lebih dan jaga kesehatan si kecil.

Alhamdulillah saat di Madinah kami juga diberi kelancaran beribadah. Selalu bertemu dengan orang-orang baik tidak hanya di Makkah namun juga di Madinah. Banyak yang memberi alifia makanan, mulai dari Coklat, Permen, Buah-buahan, Jus dan minuman, bahkan kacang kenari yang dibawa langsung dari Turki.


Untuk di Madinah sendiri, tempat yang selalu ingin dikunjungi oleh peziarah adalah Raudhah. Yaitu, makam Rasulullah SAW. Sebelumnya wafatnya Rasul, ditempat itulah rasul menyampaikan wahyu, menjadi tempat shalat rasul dan para sahabatnya, yang juga merupakan rumah Rasulullah saat hijrah ke Madinah. 

Untuk bunda-bunda yang ingin membawa sang buah hati ke Raudhah, harus siap fisik. Hal ini karna kita harus siap berdesakan dan antri untuk memasuki raudhah maupun shalat di dalam raudhah. Bunda juga harus mempersiapkan perbekalan untuk si kecil. Karna waktu tunggu untuk masuk Raudhah sekitar 1-2 jam. Untuk menuju ke Raudhah, ada 3 antrian yang harus kita lewati. Di fase antrian pertama dan kedua, mungkin terasa nyaman karna kita masih bisa menunggu sambil duduk. Namun, di tahap ketiga, bunda harus siapa lebih ekstra karna inilah tahap menuju karpet hijau Raudhah. Dan yang paling utama adalah ketika di dalam Raudhah, pastikan bunda siap untuk bisa shalat dengan membawa si kecil. 

Jika ragu, lebih baik bunda bergantian dengan Ayah untuk bisa masuk ke Raudhah. Untuk laki-laki dapat masuk ke Raudhah di jam kapanpun. Sedangkan untuk perempuan, hanya ada 3 waktu yaitu, setelah shalat shubuh sampai zuhur, setelah shalat zuhur sampai ashar, dan setelah shalat isya sampai menjelang shubuh. Jadi, bunda dan Ayah bisa atur waktu untuk bergantian menjaga si kecil.
(Assalamualaikum yaa Nabiyyallaah)



Kami juga mengunjungi Museum Qur'an yang letaknya berada di Luar Masjid Nabawi, disana kita akan dipandu langsung oleh Anak muda asal Indonesia yang memang bertugas sebagai Guide di Museum Qur'an, sehingga memudahkan kita terutama jamaah Lansia asal Indonesia untuk lebin memahami penjelesannya. Disanalah saya mengetahui bahwa manuskrip yang ada di Museum tersebut adalah copy, sedangkan yang asli tersimpan rapi di Topkapi Museum di Istanbul-Turki. Selain itu, juga terdapat Maqam Baqi', tempat dimana para Ahlul Bait dari Rasulullah, Sahabat dan juga Syuhada dimakamkan. Hanya saja yang bleh menziarahi tempat tersebut adalah laki-laki, namun karna Alifia masih kecil, jadi Alifia bisa ikut Ayah kesana.
(Masjid Nabawi)

(Makam Baqi)


Itu beberapa point penting untuk bunda-bunda yang ingin membawa serta balita kita umroh. Yang paling penting adalah selalu memohon perlindungan dan penjagaan kepada Allah, terutama untuk si kecil. Semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Selalu panjatkan itu di setiap doa bunda-bunda.

Yang kedua, kesehatan bunda, ayah dan si kecil. Jika bunda merasa lelah, istirahatlah dan jangan dipaksakan. Lebih baik istirahat beberapa jam di hotel dengan si kecil. Jika bunda saja lelah, apalagi dengan si kecil? Dan ketika bunda berisirahat, biarkan Ayah tetap beribadah sendiri meski tanpa kita. Nah, biasanya saat-saat seperti ini, Ayah berusaha mengisi tetesan-tetesan air zam-zam yang dibawa ke hotel dengan menggunakan stroller (banyak manfaatnya kan, bisa jadi alat angkut juga strollernya).

Yang ketiga, harus terus saling bekerjasama dengan ayah. Karna kita memiliki tujuan yang sama, untuk sama-sama beribadah. Bukan untuk mendampingi ayah beribadah bukan? Harus saling mengerti dan memahami, bahkan kalau bisa membagi waktu untuk bergantian mencapai tempat-tempat disunnahkan dan yang mustajab. Insya Allah ayah juga pasti akan mengerti, dan dengan senang hati mau bergantian menjaga si kecil.

Oiya, jika tidak terbiasa dengan makanan arab, disana banyak resto fastfood seperti KFC, McD ataupun Burger king. Kalau bisa, harus coba juga Ayam fenomenal yang cuma ada di Saudi ya, namanya “Al Baik”, Alifia suka Ayam, nughet, fish fillet dan juga shrimp-nya loh. Tapi jika ingin merasakan santapan Nusantara disana, ada Grapari Resto di Mekkah, dan Rumah Makan Indonesia (مطعمالقارات) serta Grapari Resto di Madinah yang menyediakan masakan indonesia seperti bakso, mie ayam, Ayam penyet, Ayam bakar, hingga menu prasmanan aneka lauk. Ibadah juga butuh tenaga dan harus tetap menjaga tubuh agar tetap fit, jadi tetap jaga makanan ya bunda-bunda. 

Semoga Allah selalu memudahkan niat dan hajat bunda-bunda terutama bagu yang ingin melaksanakan ibadah Unrah, dan semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi bunda yang ingin melaksanakan ibadah umroh dengan membawa sang buah hati. 

~Abu Dhabi, April 2019~

Sabtu, 17 Juni 2017

Journey to Abu Dhabi (Part 2)

Menginjakkan dua Kaki di Abu Dhabi 💗

#latepost

Akhirnya, saya menginjakan kaki ke Abu Dhabi, berbekal dengan segala niat dan dukungan keluarga tercinta. Saat di Bandara Internasional Abu Dhabi, saya dijemput oleh seorang Staf Senior yang sampai saat ini saya kagumi hingga saya memanggilnya "Babeh". Babeh-lah yang mengurus semua persiapan hingga proses Imigrasi agar saya dapat dengan mudah masuk menuju kota Abu Dhabi, bahkan beliau sudah mengambil Bagasi saya hingga saya tidak perlu lagi antri untuk ambil bagasi. Terima kasih babeh... 😇

Tempat pertama yang saya kunjungi adalah gedung KBRI Abu Dhabi. Gedung yang terletak di area elit (menurut saya, karna dikelilingi istana raja-raja UAE, dekat dengan pantai dan wilayah yang sangat steril). Selama perjalanan ke Gedung KBRI tersebut, saya tidak mendapatkan macet disini (bedanya 180 derajat sama Indonesia, apalagi Bekasi 😂). Sesampainya di KBRI, saya mengabadikan moment pertama saya, lalu saya diminta beristirahat sebentar sampai pegawai dan pejabat lainnya datang (Karna saya sampai jam 7 pagi, sedangkan jam kerja pukul 9 waktu setempat😁)

Ibu hamil banget... 😚

Setelah seluruh staf datang, saya bertemu dengan Staf Kepegawaian yang ditugaskan mengenalkan KBRI Abu Dhabi secara ringkas, dan kemudian mengenalkan saya kepada seluruh pejabat dan staf satu persatu. Kemudian saya diajak berkeliling kantor KBRI, hingga akhirnya saya bertemu dengan bapak KUAI Abu Dhabi. Setelah berbincang dengan beliau, akhirnya saya diminta untuk beristirahat dan belum aktif bekerja. Awalnya saya masih bingung, mau tinggal dimana, sampai akhirnya beliau mengatakan bahwa sementara waktu saya bisa tinggal di Wisma KBRI Abu Dhabi. 😊

Inilah wisma KBRI Abu Dhabi.




Hanya dalam waktu 30 menit, saya sampai di Wisma KBRI dan beristirahat disana. Mulailah saya mengabari seluruh keluarga besar saya terutama suami saya bahwa saya sudah sampai dan selamat sampai tujuan. 😇 Disinilah segalanya dimulai. Ketika asa - mimpi dan harapan menjadi satu karna adanya kesempatan luar biasa yang Allah berikan kepada saya. Dan saya sangat beruntung, karna selama itu pula si kecil selalu kuat dan selalu mendampingi segala perjuangan saya, mendampingi kesendirian saya, dan juga menguatkan saya... 💗

Yang selalu siap sedia 24 jam menemani saya. bahkan saat disana tengah malam, dia pasti bangun... 💗



dalam teori HI, saya selalu ingat kata-kata Mellian Dialogue "The strong do what they can, and the weak suffer what they must". Intinya, apabila kita memiliki keinginan, maka berusahalah dengan kuat untuk meraihnya. Karna, apabila kita hanya berdiam diri, kita tidak akan mendapatkan apa-apa apalagi mewujudkannya. Jangan pernah takut, yakinal IA selalu bersama kita... 😇