Senin, 14 Januari 2013

INTERNATIONAL INSTITUTE FOR HADITH SCIENCES DARUS-SUNNAH




Oleh : Ahla Aulia

“Sebagai Satu-satunya Pondok Pesantren di Indonesia yang Mengkaji Hadits dari Enam Imam Besar Hadits”

         
Studi hadits di Indonesia masih sangat jarang, kalau tidak dikatakan sangat langka. Hal ini menimbulkan banyak sekali persoalan tentang penggunaan hadits-hadits palsu atau mengklaim hal-hal yang bukan Hadits sebagai Hadits. Di Indonesia juga tampaknya sulit menemukan orang yang dapat disebut sebagai Muhaddis (Ahli Hadits) dalam arti terminologisnya.
Di daerah Tanggerang tepatnya di daerah Pisangan Barat, Ciputat. Terdapat pondok pesantren yang bernama Pondok Pesantren Internasional Ilmu Hadits Darus-Sunnah. Yang berlokasi kurang lebih 600 M di sebelah tenggara komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pondok pesantren tersebut mengkaji Hadits  dalam konteks yang benar.
Pondok Pesantren Internasional Ilmu Hadits Darus-Sunnah merupakan satu-satunya Pondok Pesantren yang mempelajari Kutubus-sittah (Hadits dari Soheh Bukhori, Shoheh Muslim, An-Nasaai, At-Turmudzi, Abu Daud dan Ibnu Majjah) di Indonesia. Bukan hanya Kitab Hadits dari enam pengarang tersebut yang dipelajari, tapi juga berbagai macam kitab fiqih dan kitab lainnya. Selain itu kelebihan dari Pondok Pesantren tersebut adalah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam mempelajari semua mata pelajaran di sana.
Pesantren Internasional Ilmu hadits Darus-Sunnah pada awalnya memiliki nama Pesantren Luhur Ilmu Hadist Darus-Sunnah ini berada di bawah Yayasan Wakaf Darus-Sunnah dengan Akte Notaris Ny. Lanny Soebroto No. 1/1999. Pengasuh Pondok pesantren tersebut adalah Prof. KH. Ali Mustofa Yaqub, MA. (Master Tafsir-Hadits Universitas King Saud, Riyadh, Guru BesarIlmu Hadits IIQ, Jakarta, dan Beliau juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta)
Sedangkan Tenaga pengajar yang mengajar di Pondok Pesantren Internasional Ilmu Hadits Darus-Sunnah adalah lulusan dari dalam dan luar negeri. Diantaranya adalah, Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA, H. Badruddin Abdurrahman, (UIN Jakarta, Universitas King Saud, Riyadh), Dr. H. A. Sayuthi Anshari Nasution, MA (Lulusan Al-Azhar Mesir dan Sudan Serta dosen UIN Jakarta), Ustadz Andi Rahman, Ustadz Arrazy Hasyim, Ustadz Syarif Hidayatullah, Ustadz Shaffin Sugito, dan para pengajar yang memang ahli pada bidangnya.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, Darus-Sunnah menerapkan sistem yang merupakan kombinasi antara sistem pesantren dan sistem perkuliahan di Perguruan Tinggi. Dengan cara pengajar menerangkan pelajaran dan para santri mendengarkan dan menyimak dengan seksama, atau para santri membaca kitab yang dipelajari, dan pengajar menyimak kemudian mengoreksi dan menanyakan maksudnya kepada santri. Adapun masa pendidikan di pondok pesantren Darus-Sunnah adalah delapan semester atau empat tahun. Sedangkan waktu belajar adalah pada pukul 05.00-06.30 WIB dan pukul 19.30-21.00 IB.
Selain itu, kelebihan dari pondok pesantren tersebut adalah adanya hafalan Al-Qur’an 1 juz pada setiap tingkatan. Dan para santri diharuskan untuk dapat hafal Al-Qur’an sebanyak 8 juz hingga tamat belajar di pondok pesantren tersebut. Sehingga saat menyelesaikan program studi dari Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah, para santri menyandang gelar LC (Licence) saat di wisuda.
Mengingat belajar Ilmu Hadits membutuhkan kesanggupan memahami bahasa Arab dan juga kepandaian di bidang ilmu-ilmu agama, maka Pesantren Internasioanl Ilmu Hadits Darus-Sunnah memprioritaskan status mahasiswa sebagai santri yag berhak tinggal di sana. Bahkan bisa dikatakan syarat mutlak. Mayoritas yang mendaftar di pondok pesanter Darus-Sunnah adalah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ), Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ) dan lain-lain. 
Setelah resmi menyandang status mahasiswa, barulah mereka yang ingin menjadi mahasantri Darus-sunnah harus mengikuti tes masuk. Yang berupa tes tulis dan lisan meliputi Ilmu Hadits, Ilmu Akidah, Qira’atul kutub (membaca kitab-kitab berbahasa Arab), Fahmul Maqru’  (memahami isi teks Arab sekaligus mampu untuk menerangkannya), Nahwu & Sharaf, wawasan tentang sejarah dan pengetahuan Islam, wawasan tentang Hadits dan Ilmu Hadits, penguasaan bahasa Arab-Inggris dan Psikotes.
Hal ini dilakukan karena disamping tuntutan akademis pesantren, juga karena keterbatasan tempat yang tidak mungkin menampung seluruh pendaftar yang jumlahnya mencapai ratusan. Meski demikian, bukan berarti bahwa para pendaftar yang tidak lulus tes tidak diperkenankan belajar di pesantren Darus-Sunnah. Namun, mereka yang tidak lulus tidak dapat tinggal di pesantren Darus-Sunnah.
Sebagai lembaga pendidikan, Darus-Sunnah telah berhasil menghasilkan sarjana-sarjana yang ahli dalam bidang agama, khususnya di bidang Hadits dan Ilmu Hadits yang telah terjun di masyarakat dan menyebarluaskan berbagai ilmu agama Islam sebagai realisasi pengamalan ilmu yang telah mereka peroleh.
Selain itu, mahasantri yang telah lulus dari Darus-Sunnah dapat melanjutkan program study S2 di universitas-universitas yang ada di negara-negara timur tengah. Dan pihak Pondok Pesantern Luhur Ilmu Hadits darus-Sunnah yang bekerja sama dengan Atase Agama Kedutaan Besar Kerajaan Saudi arabia di Jakarta memberikan hadiah Haji dan Umrah kepada alumni terbaik Darus-Sunnah. Bahkan saat ini Darus-Sunnah telah membuka cabang Pesantren Internasioanal Ilmu Hadits Darus-Sunnah di Janda baik, Malaysia.
Hal lain yang menjadi kelebihan pondok pesantren Darus-Sunnah adalah lingkungan pondok pesantren yang masyarakatnya berbaur dan bersosialisasi baik dengan mahasantri Darus-Sunnah. Dengan adanya kerjasama antara masyarakat dan mahasantri dalam berbagai acara kegiatan hari besar Islam. Sehingga para santri seperti menjadi bagian dari warga masyarakat yang ada di sekitar pondok pesantren.
Kegiatan belajar mengajar di Darus-Sunnah tidak dipungut biaya sama sekali. Sebagai gantinya, setiap mahasantri wajib memiliki sendiri kitab-kitab yang dikaji. Pesantren juga memiliki fasilitas perpustakaan yang khususnya digunakan untuk literatur Hadits dan Ilmu Hadits. Selain kegiatan belajar-mengajar, kegiatan ekstrakulikuler yang ada di pesantren, antara lain adalah: Ikatan Mahasiswa Darus-Sunnah (ISDAR), Lembaga Tahfidz al-Qur’an “Al-Itqan”, Buletin Dakwah Umat Nabawi, Forum Diskusi Tingkat Perspektif (FDLP) dan forum Diskusi Dwi Mingguan, serta Sistem Informasi Darus-Sunnah (SIDS).
Sebagai alumni, saya merasa bangga pernah menempuh pendidikan di Darus-Sunnah dan menjadi salah satu santri dari Prof. KH. Ali usthafa Yakub. semoga Allah senantiasa menjaga kesehatan beliau dan memudahkan segala urusan beliau. Amin...  


Foto bersama Pak Kyai, Bu Nyai dan sahabat angkatan ke 10 Darus-Sunnah Internatioanl Institute for Hadith Sciences


  
My Graduation Ceremony... ^^

1 komentar:

  1. ana mau ksana , bagaimana caranya ust? mendapatkan formulirnya bagaimna?

    BalasHapus

Add your Comment now...
Thank you. ^_^