Sabtu, 17 Juni 2017

Journey to Abu Dhabi (Part 1)

Satu langkah menuju Abu Dhabi πŸ’—

#Latepost 

Pengalaman luar biasa dalam hidup, hal yang tidak pernah direncanakan namun sempat terbesit untuk bisa menikmati hidup di negara lain (itu salah satu alasan saya pilih jurusan Hubungan Internasional saat kuliah). πŸ˜€

Setelah menikah, ada info mengenai penerimaan Pegawai di negara orang lain. Status saya yang saat itu bekerja sebagai 'honorer' di Kementerian luar negeri, membuat saya dengan mudah mendapatkan informasi tersebut. Namun Saya juga mencoba searching dan cari tau lebih jelas dari temen-temen saya yang sudah menjadi Pegawai di salah satu KBRI. Berbekal niat dan tekad yang kuat serta dukungan orang tua, keluarga, atasan di Kemlu dan tentunya sang suami tercinta, akhirnya saya memberanikan diri mendaftar. 

Awalnya saya dan suami sama-sama mendaftar, tapi Allah berkehendak lain (mungkin IA tidak ingin saya dan suami saya pisah negara), Suami saya terpaksa tidak mengikuti salah satu tes yang jumlahnya ada 7 Tahapan. 😐 Saat itu pula, saya dinyatakan hamil setelah suami saya gagal (makin tau rencana Allah bahwa suami saya harus mendampingi saya). 😍 Puji syukur, saya bisa lulus seluruh tahapan tes tersebut meskipun saya sedang hamil (karna saya sudah melalui 5 proses tahapan, mungkin pengujinya jadi ga tega ya πŸ˜…). Intinya, saya sangat bersyukur bisa diterima dan juga teruntuk KUAI RI Abu Dhabi saat itu yang tidak mempermasalahkan status kehamilan saya (terima kasih banyak Bapak 😊). Mulailah saya ikut diklat, mengurus seluruh berkas yang harus dibawa (mulai dari tes kesehatan, dan lainnya) sampai segala perabotan yang harus dibawa (dan juga perabotan buat si dede baby). 
Ini barang-barang si kecil yang dibawa, karna awalnya di usg belum keliyatan jenis kelaminnya, kebanyakan netral sampe ga kebeli dress baby... πŸ˜‚


Setelah semua persiapan kelar, ternyata saya harus menunggu selama 2 bulan untuk calling Visa saya selesai. Dulu ngebet banget buat berangkat, karna mengingat kondisi kehamilan yang sudah masuk 5 bulan, akhirnya setelah Visa jadi, ga sampe seminggu langsung berangkat. 😌 hari itu juga langsung cari Tiket pesawat tanpa transit dari Jakarta, Cuma ada Etihad dan Garuda dan harga Etihad sesuatu banget. Akhirnya saya pilih Garuda Indonesia saja yang kasih harga paling murah tanpa transit (ternyata harga itu tiket PP Abu Dhabi - Jakarta pake Etihad πŸ˜‚).




Cuss,
Setelah semua siap akhirnya saya berangkat dan Tanpa ditemani suami. Kebayang sedihnya baru dateng di negara orang sendirian, lagi hamil, dan ga tau harus gimana klo ada apa-apa sama si kecil di kandungan (Alhamdulillah semua bisa dilalui dengan lancar sampai suami datang πŸ˜‡). Saat itu tepat pada tanggal 15 Januari 2016, Berangkat dengan didampingi seluruh keluarga besar, rasa haru, sedih dan bahagia campur satu, tapi tetep ga bisa nyaingin rasanya rindu sama orangtua dan suami... 😭

My Superhero πŸ’—

Berpisahlah dengan suami dan keluarga tercinta. Namun inilah hidup, kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya rindu kecuali ketika kita merantau. Dan inilah awal mula perjalanan saya ke Abu Dhabi... πŸ’—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Add your Comment now...
Thank you. ^_^